Kamis, 17 April 2014

Teman jadi Musuh, Musuh jadi Teman!

-->
Setelah sekian lama gue gak nulis disini, akhirnya gue menulis lagi dari semua kesimpulan yang sejauh ini gue dapat dalam arti ber-hablumminannas.
Ternyata semua kelihatan layaknya orang-orang yang berpolitik dan di satu sisi gue mempertegas pernyataan kebenaran kalimat bahwa "hidup ini serba salah".
"Benar" di mata orang itu ternyata berbeda2, salah sedikit teman bisa jadi lawan, lawan bisa jadi teman kalau satu sama lain gak membicarakan masalah yang dipermasalahkan. Ini yang layaknya berpolitik.
Sebagai contoh dari apa yg pernah gue alami
Gue sempat berprasangka beruk terhadap sahabat gue sendiri dan melihat dia sebelah mata akibat isu-isu orang lain terhadap dia.
Jujur, gak gue pungkiri gue pernah memusuhi secara dingin sahabat gue untuk jangka waktu yang cukup lama, dan gue juga pernah memburuk-burukan dia ibarat isu-isu dari orang-orang tersebut yang mana mereka sempat menjadi teman baik gue selama gue menaruh prasangka buruk ke sahabat gue.
Dan, untung aja kebenaran langsung menghampiri. Ntah kenapa tetiba gue menanyakan langsung isu-isu dari mereka kepada sahabat gue. Dengan perjuangan yang keras merangkai suku kata agar kami tidak tersinggung satu sama lain, akhirnya yang terjadi adalah..Gue selama ini salah menilai dia.
Semua yang dikatakan tentang dia gak ada benarnya. Dan karena itu, gue menaruh sakit hati yang mendalam kepada orang yang membuat fitnah tentang sahabat gue.
Tuhan selalu benar. Bagi pembaca yang setia, ingatlah "souzon itu gak pernah baik, apalagi menaruh fitnah"
Dan setelah itu, Alhamdulillah hubungan gue dengan sahabat gue semakin membaik.
Dan bagaimana dengan hubungan gue terhadap mereka yang membuat isu-isu tentang sahabat gue? Lambat laun gue mulai membenci mereka, sampai gue benar2 benci bangat sama mereka setelah mereka juga melakukan hal yang mengiris2 hati gue. Dan mulai saat itu juga, gue berkesimpulan, ini semua layaknya politik.

Selanjutnya untuk kalimat "hidup ini serba salah", gue yakin banget semua orang udah pernah membuktikan kalimat ini berkali kali, termasuk gue.
Si B menilai ini dan si A menilai itu.
Kadang si A merasa dia benar-benar aja, dan si B merasa apa yang dilakukan si A adalah salah. Dan lebih buruknya lagi, kadang si A meminta maaf kepada si B untuk kesalahan yang gak dia ketahui, tapi si B malah ngediamin aja. Dan orang yang kayak si B ini yang lebih bangsatnya!
Gue selalu manyakan ke Tuhan kenapa Tuhan membuat dunia ini serba salah? Dan lambat laun gue mendapatkan solusi dengan jawaban yang tersiratkan.
Perlu diketahui buat pembaca gue. Penilaian setiap pribadi itu emang berbeda-beda, dan semua itu benar menurut sudut pandang mereka berpendapat.
Kadang si A menilai berdasarkan ekonomi, dan si B menilai berdasarkan sosiologi. Mereka sama benarnya, tapi sudut pandang mereka berbeda, dan itu yang memunculkan titik kontra. Dan bagaimana cara mereka mendapatkan titik temu, yaitu dia.. kita harus mampu mengubah paradigma kita satu sama lain, dan menempatkan pada sisi yang sama agar melihat sudut pandang yang selaras. Nah!..Ini ni yang susahnya, atau ibaratnya susaaaaah bangat. Orang yang dihadapi belum tentu orang yang berlapang dada kayak si A yang mau minta maaf ke si B. Dan orang yang dihadapi itu lebih banyak yang kayak si B, blagu stadium 4, lagak lebih benar daripada Tuhan. Tuhan aja mau maafin, nah ini manusia lo ding...
Aduuuh, gue doain cepat sadar aja buat orang2 yang kayak si B.

Dan buat pembaca gue, mudah2an entry gue yang sekarang beramanfaat yaa. Dan kalau ada kesamaan cerita, gue gak maksud nyidir .. bagi lo yang si B moga2 lo sadar aja dan bagi lo yang si A moga-moga lo tau bagaimana harus bertindak dan sabar dalam menghadapinya. Salam super!

1 komentar:

Journal Pea mengatakan...

hahaha velaaaa. long time no post :D
betul vee, semua 'layaknya' politik.. untuk kepentingan, teman lama jadi penghianat, penghianat lama juga bisa jadi teman.

Posting Komentar

 

(c)2009 Welcome Mbak. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger